Geometri dan Pengukuran

Jajar Genjang

Jajar genjang adalah sebuah bangun datar yang mempunyai sepasang sisi yang sejajar.
 
Sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun datar jajaran genjang adalah sebagai berikut :

1. Sudut-sudut yang saling berhadapan adalah sama besar.
2. Sisi-sisi yang saling berhadap-hadapan adalah sama panjang serta sejajar.
3. Sudut-sudut yang berdekatan bila ditotal berjumlah 180 derajat.
4. Diagonal jajar genjang saling membagi dua sama panjang.
Rumus
  • Keliling : Penjumlahan dari keempat sisi yang ada
  • Luas : alas × tinggi (a × t)
Contoh :
Tentukan luas dan keliling jajar genjang diatas!
Jawab :
Luas = a × t
        = 12 cm × 5 cm
        = 60 cm2
Keliling = AB + BC + CD + DA
            = 12 cm + 8 cm + 12 cm + 8 cm
     = 40 cm


Segitiga

Segitiga adalah bangun datar yang memiliki tiga buah sisi dan tiga buah sudut.
Sifat – sifat segitiga :

  1. Banyak sisi segitiga ABC ada 3 buah sisi yaitu AB, BC, dan CA.
  2. Banyak sudut segitiga ABC ada 3 buah yaitu sudut a, sudut b, sudut c.




Klasifikasi segitiga
1. Berdasarkan panjang sisinya, segitiga dibedakan menjadi 3, yaitu :

  • Segitiga sama kaki adalah segitiga yang mempunyai dua sisi yang sama panjang.
  • Panjang sisi AB = panjang sisi AC. Sehingga segitiga disamping disebut segitiga sama kaki.




  • Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga buah sisinya  sama panjang.
  • Panjang sisi AB = panjang sisi BC = panjang sisi CA.





  • Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak sama panjang.
  • Panjang sisi PQ ≠ QR ≠ RP. Sehingga segitiga disamping disebut segitiga sembarang.




2. Berdasarkan besar sudutnya, segitiga dibedakan menjadi 3, yaitu :

  • Segitiga siku – siku adalah segitiga yang salah satu besar sudutnya sama dengan 90o.






  • Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu besar sudutnya > 90o .





  • Segitiga lancip adalah segitiga yang salah satu besar sudutnya < 90o .



Mencari Luas dan Keliling Segitiga






Persegi dan Persegi Panjang 

1. Persegi

Persegi adalah bangun datar yang mempunyai empat buah sisi yang sama panjang dan keempat sudutnya siku – siku. Perhatikan gambar persegi dibawah ini :

Sisi PQ = QR = RS = SP (semua sisi sama panjang)
Sudut P, Q, R, dan S adalah sudut siku – siku.
Rumus :
  • Keliling Persegi = sisi + sisi + sisi + sisi (s + s + s + s) atau 4 x sisi
  • Luas Persegi = sisi x sisi ( L = s x s )
Jika diketahui keliling sebuah persegi, untuk menghitung sisinya dapat dihitung dengan cara :
  • S = keliling : 4
Jika diketahui luas sebuah persegi, untuk menghitung sisinya dapat dihitung dengan cara :
Contoh :
1. Sisi sebuah persegi 6 cm, tentukanlah luas dan kelilingnya!
Jawab :
L = s x s                                         K = 4 x s
   = 6 cm x 6 cm                                 = 4 x 6 cm
   = 36 cm2                                         = 24 cm
2. Diketahui luas sebuah persegi 25 cm2 . Berapakah sisinya?
Jawab :
      =
      = 5 cm
3. Diketahui keliling sebuah persegi 28 cm. Berapakah sisinya?
Jawab :
S = k : 4
   = 28 cm : 4
   = 7 cm

2. Persegi Panjang
 
Persegi panjang adalah bangun datar yang memiliki empat buah sisi, sisi yang berhadapan sama panjang dan keempat sudutnya membentuk siku-siku. Perhatikan gambar di bawah ini !

  • Sisi KL = sisi MN –> disebut panjang
  • Sisi KN = sisi LM –> disebut lebar
Sudut K, L, M, dan N adalah sudut siku – siku.
Rumus :
Keliling persegi panjang = 2 x ( panjang + lebar )
  = 2 x ( p + l )
Luas persegi panjang = panjang x lebar ( p x l )
Lebar =
Lebar = luas : panjang
Panjang =
Panjang = luas : lebar
Contoh :
1. Panjang sebuah persegi panjang 8 cm. Lebar 5 cm. Berapakah luas dan kelilingnya?
Jawab :
Luas = p x l
        = 8 cm x 5 cm
        = 40 cm2
K = 2 x  ( p + l )
   = 2 x ( 8 cm + 5 cm )
   = 26 cm
2. Keliling sebuah persegi panjang 40 cm. Panjangnya 12 cm. Berapakah lebarnya?
Jawab :
l = k : 2 – p
  = 40 cm : 2 – 12 cm
  = 8 cm
3. Keliling sebuah persegi panjang 56 cm. Lebarnya 11 cm. Berapakah panjangnya?
Jawab :
p = k : – l
   = 56 cm : 2 – 11 cm
   = 17 cm

Punakawan


semar.jpg (10047 bytes)semar.jpg (10047 bytes)gareng.jpg (10302 bytes)petruk.jpg (11563 bytes)

Punakawan adalah karakter yang khas dalam wayang Indonesia. Mereka melambangkan orang kebanyakan. Karakternya mengindikasikan bermacam-macam peran, seperti penasihat para ksatria, penghibur, kritisi sosial, badut bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Dalam wayang Jawa karakter punakawan terdiri atas Semar, Gareng, Bagong, dan Petruk. Dalam wayang Bali karakter punakawan terdiri atas Malen dan Merdah (abdi dari Pandawa) dan Delem dan Sangut (abdi dari Kurawa)
 


1. Semar
         Semar adalah pengasuh dari Pendawa. Alkisah, ia juga bernama Hyang Ismaya. Mekipun ia berwujud manusia jelek, ia memiliki kesaktian yang sangat tinggi bahkan melebihi para dewa.

semar.jpg (10047 bytes)




2. Gareng
        Gareng adalah anak Semar yang berarti pujaan atau didapatkan dengan memuja. Nalagareng adalah seorang yang tak pandai bicara, apa yang dikatakannya kadang- kadang serba salah. Tetapi ia sangat lucu dan menggelikan.  Ia pernah menjadi raja di Paranggumiwang dan bernama Pandubergola. Ia diangkat sebagi raja atas nama Dewi Sumbadra. Ia sangat sakti dan hanya bisa dikalahkan oleh Petruk.

gareng.jpg (10302 bytes)





3. Bagong
       Bagong berarti bayangan Semar. Alkisah ketika diturunkan ke dunia, Dewa bersabda pada Semar bahwa bayangannyalah yang akan menjadi temannya. Seketika itu juga bayangannya berubah wujud menjadi Bagong. Bagong itu memiliki sifat lancang dan suka berlagak bodoh. Ia juga sangat lucu.

 




4. Petruk
        Petruk anak Semar yang bermuka manis dengan senyuman yang menarik hati, panda berbicara, dan juga sangat lucu.  Ia suka menyindir ketidakbenaran dengan lawakan-lawakannya.  Petruk pernah menjadi raja di negeri Ngrancang Kencana dan bernama Helgeduelbek. Dikisahkan ia melarikan ajimat Kalimasada. Tak ada yang dapat mengalahkannya selain Gareng.



petruk.jpg (11563 bytes)






Membaca

      1.       Menentukan isi bacaan
Untuk mengetahui pengetahuan seseorang tehadap isi bacaan yang dibacanya, perlu adanya pertanyaan yang berhubungan dengan topik bacaan dan jawaban dari pembaca teks mengenai topik dari bacaan itu.
Perhatikan ketentuan berikut!
a.       Dalam membuat pertanyaan dari suatu bacaan kata yang umum digunakan adalah apa (menanyakan benda), siapa (menanyakan orang), mengapa (menanyakan sebab), dimana (menanyakan waktu), dan bagaimana (menanyakan cara, hal, keadaan, dan sebagainya).
b.      Dalam hal menjawab, suatu pertayaan, pembaca harus menggunakan kaliamat yang sempurna, singkat, padat, jelas, dan berhubungan dengan isi atau hal yang ditanyakan.
2.       Menentukan unsur intrinsik dongeng
Prosa (cerpen,cernak, dongeng, novel) dibangun oleh dua unsur penting yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur dalam yang yang membangun cerita(tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan tema), sedang unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar prosa yang ikut mempengaruhi kehadiran karya tersebut (faktor sosial ekonomi, sosial budaya, politik, agama, tata nilai yang dianut masyarakat).
Unsur intrinsik
a.       Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita. Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaaan citra tokoh di dalam cerita. Berkaitan dengan tokoh, dikenal tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama adalah tokoh yang senantiasa ada dalam setiap peristiwa, banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan paling banyak terlibat dengan tema cerita. Adapun tokoh bawahan adalah tokoh yang menjadi pelengkap dalam cerita.
b.      Latar
Latar adalah unsur dalam suatu cerita yang menunjukkan di mana, bagaimana, dan kapan peristiwa-peristiwa dalam cerita itu belangsung. Latar  ada tiga macam, yaitu: latar geografis, latar waktu, dan latar sosial. Latar geografis adalah hal-hal yang berkaitan dengan tempat kejadian dalam cerita. Latar waktu adalah hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah historis, sedangkan latar sosial adalah latar yang berhubungan dengan kehidupan kemasyarakatan.
c.        Alur
Alur adalah unsur yang berwujud jalinan peristiwa, yang memperlihatkan kepaduan   (koherensi) tertentu yang diwujudkan oleh hubungan sebab-akibat, tokoh, tema, atau ketiganya.
d.       Sudut Pandang
Sudut pandang dapat diartikan sebagai posisi pengarang terhadap peristiwa-peristiwa di dalam cerita. Ada empat tipe sudut pandang, yaitu: sudut pandang orang pertama sentral, sudut pandang orang pertama sebagai pembantu, sudut pandang orang ketiga serba tahu, dan sudut pandang  orang ketiga terbatas.
Cerita dikategorikan menggunakan sudut pandang orang pertama sentral apabila dalam tokoh sentralnya adalah pengarang yang secara langsung terlibat di dalam cerita. Dalam mengantarkan tokohnya pengarang menggunakan kata ganti aku, saya (orang pertama).
Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu adalah sudut pandang yang menampilkan “aku” hanya menjadi pembantu yang mengantarkan tokoh lain yang lebih penting.
Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung dengan pembacanya. Di sini seolah-olah pengarang bisa melukiskan ciri fisik dan perasaan tokoh secara mendalam. Pengarang menggunakan kata ganti ia, dia, menyebut nama orang (orang ketiga).
Sudut pandang orang ketiga terbatas ialah orang ketiga menjadi pencerita yang terbatas hak ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang menjadi ciri fisik tokoh yang menjadi tumpuan cerita tanpa melukiskan perasaannya.
e.      Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui bahasa dalam bentuk lisan atau tulisan.
f.        Tema
Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama, yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan cerita.
g.       Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang dibuatnya.
3.       Menentukan isi laporan
Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan dari seseorang atau suatu badan hukum sehubungan dengan tugas yang dibebankan kepadanya. Membaca laporan berarti membaca pemberitahuan hasil dari suatu pengamatan. Laporan dibuat setelah mengadakan observasi atau pengamatan. Topik laporan adalah pokok yang dibicaran dalam laporan.
a.       Fungsi laporan
(1)    memberitahukan atau menjelaskan dasar penyusunan, kebijakan, keputusan atau pemecahan masalah.
(2)    memberitahukan atau menjelaskan pertanggungjawaban tugas dan kegiatan.
(3)    merupakan bahan untuk pendokumentasian.
(4)    merupakan sumber informasi.
b.      Tujuan laporan
(1)    mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah.
(2)    mengadakan pengawasan dan perbaikan.
(3)    mengambil suatu keputusan yang lebih efektif.
c.       Syarat pembuatan laporan
(1)    menggunakan bahasa yang jelas, singkat, dan benar.
(2)    mengemukakan isi laporan dengan lengkap dan sistematis.
(3)    Didasari oleh fakta yang benar dan meyakinkan
(4)    Menarik dan enak dibaca
d.      Kerangka Laporan
(1)    Pendahuluan
Berisi latar belakang kegiatan yang dilaksanakan
(2)    Isi laporan
Berisi rincian kegiatan yang dilakukan beserta hasilnya. Kegiatan yang dilaporkan lengkap dengan nama, tempat, waktu, dan orang yang terlibat dalam kegiatan
(3)    Penutup laporan
Berisi kesimpulan
(4)    Laporan diakhiri dengan identitas pembuat laporan
4.       Menentukan isi tersurat/tersirat dari rubrik yang dibaca
Rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam surat kabar atau majalah. Rubrik dalam surat kabar misalnya tajuk rencana, surat pembaca, atau dongeng anak. Selain di surat kabar, rubrik juga dimuat di majalah. Rubrik biasanya berisi usulan, kritik, saran, pertanyaan, kegemaran, dll.
5.       Memahami unsur intrinsik puisi
Puisi dapat didefinisikan sebagai sejenis bahasa yang menyampaikan pesannya dengan lebih padat daripada pemakaian bahasa biasa. Bahasa biasa lazimnya dipakai untuk mengomunikasikan informasi atau dapat dikatakan sebagai bahasa praktis, sedangkan puisi sebagai suatu karya sastra yang dikomunikasikan bukan informasi melainkan cipta sastra membawakan semacam rasa dan persepsi tentang kehidupan; memperluas dan mempertajam kontak-kontak kita dengan pengalaman. Untuk memenuhi kebutuhan batin dan agar hidup lebih bermakna, dengan kesadaran penuh ingin mengetahui pengalaman orang lain serta memahami lebih baik lagi pengalaman kita sendiri. 
Unsur-unsur Puisi
a.       Tema; makna
Tema merupakan sesuatu yang menjadi pokok permasalahan bagi penyair. Untuk memahami tema sebuah puisi, kita hendaknya membaca puisi tersebut berulangulang dengan memperhatikan dan menjelajahi makna kata yang terkandung dalam puisi tersebut.
Kita tidak cukup mendapatkan makna lugas yang tersurat dalam puisi, tetapi juga memahami makna yang tersiratnya. Kedua makna kata itu merupakan pintu masuk memahami makna utuh sebuah puisi.
Pengungkapan dalam puisi yang acuan maknanya bersifat inderawi disebut citraan. Citraan perlu juga dipahami dalam rangka memaknai puisi secara menyeluruh. Ada beberapa citraan yang digunakan para penyair berdasarkan pencerapan inderanya terhadap objek. 
Berikut ini jenis citraan dan contohnya dalam puisi.
(1)    citraan perasa
betapa dinginnya air sungai
Dinginya! Dinginnya!
(2)     citraan visual
Lihatlah,
Betapa indahnya alam semesta ini
(3)    citraan gerak
di luar angin berputar-putar
si anak meraba punggung dan pantatnya pukulan si bapak timbulkan sendam
(4)    citraan pendengaran
Sebuah bel kecil tergantung di jendela
Di bulan Juni berkeliling sepi
b.      Rasa
Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang dikandung dalam puisi.  Rasa merupakan dunia emosional yang terdapat dalam puisi. Hubungan penyair terhadap permasalahan tercermin dalam suasana puisi. Sikap ini akan menumbuhkan kesan tertentu antara lain  haru, murung, ceria, heroik, putus asa.
c.       Nada
Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair menyikapi pembaca: doktriner, menghakimi, menggurui, menghasut, atau menyindir dipengaruhi tempat lahirnya puisi tersebut.
d.      Amanat; tujuan; maksud
Amanat adalah sesuatu yang menjadi tujuan sang penyair atau efek tertentu yang didambakan penyair.
6.       Menentukan unsur intrinsik drama anak-anak
Drama adalah suatu karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menampilkan tikaian/konflik dan emosi lewat lakuan dan dialog. Lazimnya dirancang untuk pementasan di panggung. Drama dapat juga diartikan sebagai ragam sastra dalam bentuk dialog yang dibuat untuk dipertunjukkan di atas pentas.
Jenis Drama
Berdasarkan bentuk dramatisnya, ada drama tragedi dan komedi. Berdasarkan bentuk sastra cakupannya, ada drama prosa dan drama puisi. Ditinjau dari kuantitas kata cakapannya, dikenal drama mini kata, pantomim, dan drama kata.
Berdasarkan penonjolan unsur seninya, ada drama tablo, sendratari, dan opera, sedangkan berdasarkan media pementasannya, terdapat drama televisi, radio, drama pentas, drama baca.
Unsur-unsur dalam drama
Unsur dalam drama terdiri atas tokoh, alur, latar, dan tema.
a.       Tokoh
Tokoh dalam drama digolongkan dalam beberapa jenis.
Berdasarkan peranannya, terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan. Berdasarkan fungsi tampilannya, dikenal tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Berdasarkan pengungkapan wataknya, ada tokoh bulat dan tokoh datar.
b.      Alur
Alur drama adalah rangkaian peristiwa dalam sastra drama yang mempunyai penekanan pada adanya hubungan sebab-akibat, yang berupa jalinan peristiwa. Drama sebagai karya sastra lengkap, umumnya mengandung delapan tahapan alur. Kedelapan tahapan alur itu yaitu: eksposisi atau pemaparan, rangsangan, konflik, rumitan, klimaks, kritis, leraian, dan penyelesaian. Untuk memahami drama, kita harus melihatnya secara keseluruhan, tidak bisa hanya membaca sinopsisnya saja.
c.       Latar
Latar adalah segala sesuatu yang mengacu kepada keterangan mengenai waktu, ruang, serta suasana peristiwanya. Latar pada drama dalam pementasan biasanya dibuat panggung yang dihiasi dengan dekorasi, seni lukis, tata panggung, seni patung, tata cahaya, dan tata suara.
7.       Menentukan makna denah
Denah adalah gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, rumah, bangunan-bangunan dan lain-lain. Denah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya denah pameran, lokasi sebuah alamat, dan sebagainya. Denah juga diperlukan ketika seorang akan membangun rumah. Dengan denah itu, tata letak dan ukuran ruangan-ruangan rumah akan lebih terencana.